Mahkamah di England mendapat pengakuan mengejutkan, apabila menyidangkan kes bunuh diri dari Gavin Prince Jones (37), juruteknik pesawat Airbus asal Cheshire, England yang mati bunuh diri pada Januari 2015 lalu.
Isteri Gavin Jones, yakni Louise, berkata, alasan bunuh diri dari Gavin adalah kerana ia merasa bersalah atas musibah pesawat Air Asia QZ8501, yang jatuh di perairan Indonesia, 28 Disember 2014 lalu.
Padahal, pemikiran ini tidak berasas sepenuhnya, kerana Gavin memang tidak ada sangkut paut apapun dengan pesawat Airbus yang digunakan di penerbangan AirAsia QZ8501.
Gavin, memang seorang juruteknik dari pesawat Airbus A320, dengan jenis yang sama yang digunakan di penerbangan AirAsia tersebut.
Tapi, ia tidak melakukan pesawat nahas milik AirAsia yang jatuh itu.Louise Jones berkata, Gavin sebenarnya mula mengalami kemurungan setelah ayahnya meninggal dunia, enam tahun lalu.
Selepas itu, terjadi musibah Air Asia QZ8501, dan Gavin menjadi semakin tertekan.Ia sering berkelakuan pelik, dan mengatakan, bahawa ia merasa bertanggungjawab atas kelayakan pesawat tersebut.
Dipetik dari Metro.co.uk dan Daily Mail, 22 Mei 2015, Louis, yang memberi keterangan di mahkamah United Kingdom, West Cheshire Magistrates Court, mengatakan: "Gavin merasa dialah yang memperbaiki pesawat Airbus A320 yang digunakan dalam musibah AirAsia tersebut,"
"Dia fikir dialah yang bersalah atas jatuhnya pesawat itu. Pikiran ini membuat ia kemurungan," kata Louis.Louis juga menyatakan, suaminya mengutarakan sendiri pengakuan itu kepadanya.
Malah, suaminya itu membuat sebuah gambar, menjelaskan di mana letak kesalahannya terhadap pesawat tersebut.
Ibu dari Gavin, Susan, juga mengaku pernah diajak bicara anaknya soal perasaan bersalah itu.Ia merasa bahawa ia yang bertangungjawab terhadap kejatuhan AirAsia QZ8501.
"Ketika saya mendengar ia darinya, saya tahu bahawa anak saya ini sedang 'sakit'," ujar Susan di mahkamah.
Bimbang terjadi apa-apa dengan suaminya, Louis mengaku sudah mengatur perbincangan antara suaminya dengan para penyelia di tempat suaminya bekerja.
Di mesyuarat ini, Gavin mendapat penjelasan, bahawa ia tak ada kaitan dengan insiden AirAsia.
"Tapi usaha ini tetap gagal, dan ia malah menjadi semakin tertekan," kata Louis.
Louis sendiri yang pertama kali menemui suaminya ia mati bunuh diri di rumahnya, pada 20 Januari 2015. Gavin bunuh diri dengan menggantung dirinya.Sumber
Post a Comment